Minggu, 04 Desember 2011

Principles of Thermal Spraying

The Basics
All thermal spraying processes rely on the same principle of heating a feed stock, (Powder or Wire) and accelerating it to a high velocity and then allowing the particles to strike the substrate. The particles will then deform and freeze onto the substrate.

The coating is formed when millions of particles are deposited on top of each other. These particles are bonded by the substrate by either mechanical or metallurgical bonding.



The Process
1. The first step of any coating process is surface activation. This is done by cleaning and grit blasting the surface to be coated. Masking techniques are normally adopted for components that only need specific areas coated.
2. The second step is to melt the material, this is done by introducing the feed stock material into the hot gas stream. The hot gas stream is produced by either chemical reaction (Combustion) or by physical reaction (Plasma).
3. Thirdly the particles are then accelerated to the substrate by the gas stream and deform on impact to form a coating.
4. Finally the coatings are inspected and assessed for quality by either mechanical or microstructural evaluation.

Parameter Persiapan Permukaan Material

Permukaan
Disc atau kain yang digunakan untuk preparasi.Untuk preparasi awal suatu material baru selalu menggunakan disc/kain dengan metode yang bersangkutan. Untuk mengubah metode, mohon mengacu pada tabel untuk alternatif grinding/polishing cloth.

Abrasive
Abrasif yang digunakan untuk grinding dan polishing.
Diamond merupakan abrasive yang paling banyak digunakan di dalam metode kami. Pengecualiannya adalah tahap PG dimana abrasive yang lain dapat digunakan untuk material yang lebih lunak, dan tahap OP, dimana colloidal silica digunakan untuk mendapatkan hasil yang tidak ada goresan. Abrasive yang bersangkutan harus mempunyai kekerasan 2.5 hingga 3 lebih besar daripada material yang akan dipreparasi. Jangan mengganti dengan abrasif yang lebih lunak – hal ini akan menyebabkan preparasi artifacts. Jumlah abrasive yang diberikan tergantung pada permukaan grinding/polishing dan kekerasan sample tersebut. Kombinasi kain dengan kekenyalan rendah dan sample keras membutuhkan jumlah abrasive yang lebih banyak dari pada kain dengan kekenyalan tinggi dan sample yang lebih lunak karena partikel abrasive akan aus lebih cepat.

Grit/Grain size
Grit dan Grain Size dari abrasive yang digunakan.
Preparasi selalu dimulai dengan grain yang sekecil mungkin untuk menghindari kerusakan pada sample. Selama tahap preparasi berlangsung, interval dari grain size yang satu dengan yang lainnya dipilih untuk menguranig waktu preparasi.

Lubricant
Cairan yang digunakan untuk cooling and lubricating.
Tergantung pada jenis material dan tahap preparasi, lubricant yang berbeda-beda akan digunakan. Blue dan green lubricant adalah lubricants tipis dengan high cooling dan efek pelumasan rendah. Blue lubricant adalah alcohol based, dimana green lubricant adalah water based dan tidak mengandung alkohol. Red lubricant memiliki pelumasan tinggi dan kemampuan cooling rendah. Untuk removal material tinggi baik blue atau green lubricant digunakan, dimana red digunakan untuk polishing material yang lunak dan getas. Lubricant dan abrasive harus selalu diberikan secara terpisah. Tergantung pada tipe material dan disc grinding/polishing yang digunakan. Secara umum dapat dikatakan bahwa material lunak membutuhakn jumlah lubricant yang banyak untuk menghindari kerusakan, tetapi jumlah abrasif yang kecil karena hanya sedikit yang aus. Material yang keras membutuhkan lubricant yang lebih sedikit jumlahnya, tetapi jumlah abrasive yang lebih banyak karena cepat aus. Jumlah lubricant harus diatur secara tepat untuk mendapatkan hasil yang terbaik. Kain poles harus lembab, tidak basah. Lubricant yang ditempatkan pada abrasive membentuk suatu lapisan tebal antara sample dan disc, shingga mengurangi removal material ke minimum.

Kecepatan Putar
Kecepatan putar disc untuk grinding/polishing.
Untuk PG suatu disc dengan putaran kecepatan tinggi digunakan untuk mendapatkan removal material yang cepat. Untuk FG, DP dan OP kecepatan 150 rpm digunakan untuk grinding/polishing dan sample holder. Mereka juga berputar pada arah yang sama.
Karena kita bekerja pada abrasive lepas, kecepatan yang lebih tinggi akan melempar suspension keluar dari disc, sehingga membutuhkan jumlah abrasive dan lubricant yang lebih besar.Untuk informasi leibh lanjut, lihat penjelasan pada polishing dynamics .

Tenaga
Tenaga total yang ditekankan pada sample holder terhadap disc grinding/polishing.
Tenaga ini ditunjukkan dalam satuan Newton. Angka yang diberikan dalam metode preparasi adalah untuk 6 spesimen standard dengan diameter 30mm., dipegang dengan sample holder. Spesimen di mounted dan area spesimen harus sekitar 50% dari mount. Saat menjalankan spesimen tunggal pada Tegramin, TegraForce-5 atau Prepamatic-2 sebagai contoh, tekanan per spesimen harus diatur 1/6 dari nilai yang tertera pada metode preparasi. Jika spesimen itu lebih kecil lagi, atau jumlah spesimen pada specimen holder lebih sedikit, tekanan harus dikurangi untuk menghindari kerusakan seperti deformasi. Untuk spesimen yang lebih besar tekanannya harus dinaikan sedikit saja. Atau, waktu preparasi harus diperpanjang. Tekanan yang lebih tinggi akan meningkatkan temperature karena gesekan yang lebih besar, sehingga kerusakan thermal mungkin akan muncul.

Waktu
Waktu preparasi adalah waktu selama sample holder berputar dan ditekan terhadap disc grinding/polishing.
Waktu preparasi ditunjukkan dalam menit. Harus dibuat sependek mungkin untuk menghindari artifacts seperti relief dan edge rounding. Tergantung pada ukuran sample, waktu mungkin harus diatur ulang. Untuk sample yang besar waktunya harus diperpanjang. Sample harus dicek setiap menit untuk mengetahui kapan tahap berikutnya dapat dimulai. Dengan sample yang lebih kecil dari standard, waktu harus tetap sama dan tekanannya dikurangi.


lebih jelas lagi, bisa buka link ini 

Sabtu, 26 November 2011

Proses Hot Dip Galvanising dan Aplikasinya

Proses pelapisan galvanizing dapat ditemukan hampir di setiap aplikasi dan industri penting dimana bahan besi atau baja digunakan. Beberapa yang dapat kita sebutkan, misalnya pada industri peralatan listrik dan air, pemrosesan kimia, bahan baku kertas, otomotif, dan trasportasi, pada awalnya kegunaan galvanizing yang utama adalah untuk mengontrol karat pada besi atau baja. Yang mana saat ini tetap terus digunakan. Lebih dari 150 tahun, Hot Dip Galvanizing telah terbukti secara komersial sebagai metode perlindungan besi atau baja terhadap karat dalam banyak aplikasi di seluruh dunia.

galvanising

  • Karakteristik lapisan hot dip galvanizing (menutup dan melapisi dengan baik)
    Hot Dip Galvanizing menjamin ketebalan lapisan yang sama pada semua permukaan yang terlapisi termasuk tepi, sudut, galur, serta bagian dalam pipa dan tempat-tempat yang sulit dijangkau. Ketebalan lapisan yang sama ini menghilangkan segala macam bagian yang sulit dijangkau dan menjadi pelindung yang sempurna terhadap karat pada bagian tersebut.
  • Prinsip Galvanizing
  • Hot Dip Galvanizing harus melalui proses-proses tersebut dibawah : · DEGREASING : Untuk menghilangkan minyak atau material organik · WATER RINSING : Untuk menghilangkan cairan kimia dari degreasing. · ACID PICKLING : Untuk menghilangkan karat dan kerak baja · PREFLUXING : Untuk menghindari oksidasi permukaan sebelum pencelupan. · OVEN : Pengeringan permukaan sebelum dimasukkan ke dalam bak seng (Zn). · GALVANIZING : Pencelupan kedalam cairan seng (Zn) panas pada temperature 4450C - 4550C · QUENCHING : Pendinginan sebagai proses akhir pada permukaan seng (Zn).
  • Galvanizing
  • - Semua besi atau baja yang akan di galvanis harus ditangani dengan khusus agar tidak terjadi kerusakan secara mekanik dan juga untuk meminimalkan resiko distorsi. - Bentuk atau rancangan besi atau baja yang kemungkinan akan menimbulkan masalah pada proses galvanis harus diinformasikan terlebih dahulu. - Parameter galvanis seperti temperature, waktu pencelupan, dan pengeluaran dari bak galvanis harus disesuaikan dengan jenis besi atau baja tersebut. - Kandungan komposisi seng (Zn) pada bak galvanis tidak boleh kurang dari 98% Zn.
  • Persiapan permukaan
  • - Kontaminasi pada permukaan benda kerja atau lapisan yang tidak dapat dihilangkan oleh proses pembersihan kimiawi yang normal pada saat proses “pretreatment” dapat dihilangkan dengan menggunakan “sand-blasting” atau metode lainnya yang sesuai. 
    - Benda kerja harus dibersihkan dari segala bentuk lapisan (minyak, tanda cat, furnise) sebelum dilanjuti dengan proses pickling. Pembersihan”sand-blasting” dapat juga dipakai disini.
  • Ketebalan lapisan galvanizing
  • Persyaratan rata-rata ketebalan minimum lapisan berdasarkan kategori barang disimpulkan dalam ASTM A123 pada table berikut
scan007

  • Keuntungan hot dip galvanizing
1. Melindungi besi atau baja terhadap karat dalam jangka waktu yang lama. 
2. Tidak memerlukan biaya pemeliharaan. 
3. Tidak memerlukan pengecatan. 
4. Melindungi permukaan besi atau baja terhadap goresan. 
5. Proses cepat, praktis dan ekonomis.

  • Aplikasi penggunaan galvanizing :
    - Bridges and Highways.
    - Power Generation.
    - Transportation.
    - Water and Waste Water Treatment.
    - Pulp and Paper.
    - Agriculture and Food Processing.
    - Petrochemical and Chemical.
    - Original Equipment Manufacturing.
    - Telecomunication.
Untuk lebih lengkap bisa buka pada link di bawah ini

Jumat, 18 November 2011

Pengujian Kekerasan Material AMS 4026

Pengujian Logam AMS 4026 Menggunakan Rockwell C 
Setelah Proses Wire Flame Spraying dengan Ni-Al


  • Pada pengujian ini material yang digunakan adalah AMS (Aerospace Material Spesification) 4026 yang merupakan alumunium alloy 6061. Sebuah paduan dengan ketahanan korosi yang baik dan kemampuan pengerjaan yang baik. Dalam kondisi anil dapat dengan mudah dilas dan dibentuk.
  • Pengujian Kekerasan => Kekerasan adalah ketahanan material terhadap deformasi plastik yang diakibatkan tekanan atau goresan dari benda lain. Pengujian kekerasan dilakukan dengan menekan sebuah indentor ke permukaan benda uji. Ukuran hasil penekanan dikonversikan ke angka kekerasan.
    Pengujian yang paling banyak dipakai adalah dengan menekankan penekan tertentu kepada benda uji dengan beban tertentu dan dengan mengukur ukuran bekas penekanan yang terbentuk diatasnya, cara ini dinamakan cara kekerasan dengan penekanan. 

  • Kekerasan juga didefinisikan sebagai kemampuan suatu material untuk menahan beban identasi atau penetrasi (penekanan). Didunia teknik, umumnya pengujian kekerasan menggunakan 4 macam metode pengujian kekerasan, yakni :
    1. Brinnel (HB / BHN)
    2. Rockwell (HR / RHN)
    3. Vikers (HV / VHN)
    4. Micro Hardness (Namun jarang sekali dipakai-red)

    Pada Tabel ditunjukkan skala kekerasan A, B dan C adalah untuk bahan logam, skala A dapat dipakai untuk bahan sangat keras seperti Karbida tungsen. Skala D dan di bawahnya dipakai untuk batu gerinda sampai plastik. 
    Pengujian Rockwel superfisial mempergunakan beban yang ringan untuk memperbaiki ketelitian dari penekan dengan cara penggunaan yang sama, juga dapat mengukur kekerasan permukaan dari bahan yang dikeraskan kulitnya.

    Untuk lebih jelasnya bisa buka link d bawah ini
    https://docs.google.com/present/edit?id=0AZ7ESZ3-VB1YZGc5cHI5OGdfM2NiMzVmbWZu

Sabtu, 22 Oktober 2011

Sifat Magnesium

MTM ITS: Sifat Magnesium: Magnesium adalah logam yang kuat, putih keperakan, ringan (satu pertiga lebih ringan daripada aluminium) dan akan menjadi kusam jika dibia...

Seperti apa Skizofrenia itu??bahaya kah??

Skizofrenia terjadi dengan frekuensi yang sangat mirip di seluruh dunia. Skizofrenia terjadi pada pria dan wanita dengan frekuensi yang sama. Gejala-gejala awal biasanya terjadi pada masa remaja atau awal dua puluhan. Pria sering mengalami awitan yang lebih awal daripada wanita.Faktor resiko penyakit ini termasuk :
1. Riwayat skizofrenia dalam keluarga
2. Perilaku premorbid yang ditandai dengan kecurigaan, eksentrik, penarikan diri, dan/atau impulsivitas.
3. Stress lingkungan
4. Kelahiran pada musim dingin. Faktor ini hanya memiliki nilai prediktif yang sangat kecil.
5. Status sosial ekonomi yang rendah sekurang-kurangnya sebagian adalah karena dideritanya gangguan ini.

Indikator premorbid (pra-sakit) pre-skizofrenia antara lain ketidakmampuan seseorang mengekspresikan emosi: wajah dingin, jarang tersenyum, acuh tak acuh. Penyimpangan komunikasi: pasien sulit melakukan pembicaraan terarah, kadang menyimpang (tanjential) atau berputar-putar (sirkumstantial). Gangguan atensi: penderita tidak mampu memfokuskan, mempertahankan, atau memindahkan atensi. Gangguan perilaku: menjadi pemalu, tertutup, menarik diri secara sosial, tidak bisa menikmati rasa senang, menantang tanpa alasan jelas, mengganggu dan tak disiplin.

Gejala-gejala skizofrenia pada umumnya bisa dibagi menjadi dua kelas:
  • Gejala-gejala Positif :
Termasuk halusinasi, delusi, gangguan pemikiran (kognitif). Gejala-gejala ini disebut positif karena   merupakan manifestasi jelas yang dapat diamati oleh orang lain.
  • Gejala-gejala Negatif :
Gejala-gejala yang dimaksud disebut negatif karena merupakan kehilangan dari ciri khas atau fungsi normal seseorang. Termasuk kurang atau tidak mampu menampakkan/mengekspresikan emosi pada wajah dan perilaku, kurangnya dorongan untuk beraktivitas, tidak dapat menikmati kegiatan-kegiatan yang disenangi dan kurangnya kemampuan bicara (alogia).

Pada remaja perlu diperhatikan kepribadian pra-sakit yang merupakan faktor predisposisi skizofrenia, yaitu gangguan kepribadian paranoidatau kecurigaan berlebihan, menganggap semua orang sebagai musuh. Gangguan kepribadian skizoid yaitu emosi dingin, kurang mampu bersikap hangat dan ramah pada orang lain serta selalu menyendiri. Pada gangguan skizotipal orang memiliki perilaku atau tampilan diri aneh dan ganjil, afek sempit, percaya hal-hal aneh, pikiran magis yang berpengaruh pada perilakunya, persepsi pancaindra yang tidak biasa, pikiran obsesif tak terkendali, pikiran yang samar-samar, penuh kiasan, sangat rinci dan ruwet atau stereotipik yang termanifestasi dalam pembicaraan yang aneh dan inkoheren.

Tidak semua orang yang memiliki indikator premorbid pasti berkembang menjadi skizofrenia. Banyak faktor lain yang berperan untuk munculnya gejala skizofrenia, misalnya stresor lingkungan dan faktor genetik. Sebaliknya, mereka yang normal bisa saja menderita skizofrenia jika stresor psikososial terlalu berat sehingga tak mampu mengatasi. Beberapa jenis obat-obatan terlarang seperti ganja,halusinogen atau amfetamin (ekstasi) juga dapat menimbulkan gejala-gejala psikosis.

Penderita skizofrenia memerlukan perhatian dan empati, namun keluarga perlu menghindari reaksi yang berlebihan seperti sikap terlalu mengkritik, terlalu memanjakan dan terlalu mengontrol yang justru bisa menyulitkan penyembuhan. Perawatan terpenting dalam menyembuhkan penderita skizofrenia adalah perawatan obat-obatan antipsikotik yang dikombinasikan dengan perawatan terapi psikologis.

Terapi Penyakit Skizofrenia

Obat neuroleptika selalu diberikan, kecuali obat-obat ini terkontraindikasi, karena 75% penderita skizofrenia memperoleh perbaikan dengan obat-obat neuroleptika. Kontraindikasi meliputi neuroleptika yang sangat antikolinergik seperti klorpromazin, molindone, dan thioridazine pada penderita dengan hipertrofi prostate atau glaucoma sudut tertutup. Antara sepertiga hingga separuh penderita skizofrenia dapat membaik dengan lithium. Namun, karena lithium belum terbukti lebih baik dari neuroleptika, penggunaannya disarankan sebatas obat penopang. Meskipun terapi elektrokonvulsif (ECT) lebih rendah disbanding dengan neuroleptika bila dipakai sendirian, penambahan terapi ini pada regimen neuroleptika menguntungkan beberapa penderita skizofrenia.Hal yang penting dilakukan adalah intervensi psikososial. Hal ini dilakukan dengan menurunkan stressor lingkungan atau mempertinggi kemampuan penderita untuk mengatasinya, dan adanya dukungan sosial. Intervensi psikososial diyakini berdampak baik pada angka relaps dan kualitas hidup penderita.
Intervensi berpusat pada keluarga hendaknya tidak diupayakan untuk mendorong eksplorasi atau ekspresi perasaan-perasaan, atau mempertinggi kewaspadaan impuls-impuls atau motivasi bawah sadar.
Tujuannya adalah :
1. Pendidikan pasien dan keluarga tentang sifat-sifat gangguan skizofrenia.
2. Mengurangi rasa bersalah penderita atas timbulnya penyakit ini. Bantu penderita memandang bahwa skizofrenia adalah gangguan otak.
3. Mempertinggi toleransi keluarga akan perilaku disfungsional yang tidak berbahaya. Kecaman dari keluarga dapat berkaitan erat dengan relaps.
4. Mengurangi keterlibatan orang tua dalam kehidupan emosional penderita. Keterlibatan yang berlebihan juga dapat meningkatkan resiko relaps.
5. Mengidentifikasi perilaku problematik pada penderita dan anggota keluarga lainnya dan memperjelas pedoman bagi penderita dan keluarga.

Psikodinamik atau berorientasi insight belum terbukti memberikan keuntungan bagi individu skizofrenia. Cara ini malahan memperlambat kemajuan. Terapi individual menguntungkan bila dipusatkan pada penatalaksanaan stress atau mempertinggi kemampuan social spesifik, serta bila berlangsung dalam konteks hubungan terapeutik yang ditandai dengan empati, rasa hormat positif, dan ikhlas. Pemahaman yang empatis terhadap kebingungan penderita, ketakutan-ketakutannya, dan demoralisasinya amat penting dilakukan.